Halaman

    Social Items

Menurut Murtidjo (1992), domba adalah ternak ruminansia kecil yang pemeliharaan tidak sulit. Hal ini karena ukuran tubuh domba relatif kecil dan pertumbuhannya cepat. Ternak domba menghasilkan daging dan wol.

Domba termasuk dalam sub famili caprinae. Ternak domba yang dikembangkan sekarang merupakan hasil domestikasi dari domba liar. Nenek moyang ternak domba ada empat yaitu domba Urial (Ovis vignei, Ovis Orientalis) berasal dari Asia Tengah, domba Bighorn (Ovis Canadensis) berasal dari Asia Utara dan Amerika Utara dan domba Mouffon (Ovis musimon) berasal dari Eropa dan Asia Barat.

Domba ekor gemuk
(web.bptukdi.info)

Ternak domba telah banyak dikembangkan baik secara intensif maupun ekstensif. Selain ukuran tubuh dan pertumbuhannya yang cepat, domba juga memiliki beberapa kelebihan yang dipandang memberikan keuntungan tersendiri. Ciri utama yang menjadi keunggulan domba antara lain; perkembangbiakan cepat, jumlah anak dalam sekali beranak lebih dari satu, bisa beranak dua kali dalam setahun, kemampuan berkeliaran untuk merumput tidak terlalu jauh, pakan utamanya adalah rumput, fesesnya bisa menjadi pupuk bagi tanaman.

Pemeliharaan domba dimaksudkan untuk memperoleh daging sebagai sumber protein dan lemak hewani. Selain itu, susu domba termasuk minuman yang mengandung gizi tinggi. Bulu domba atau wol digunakan sebagai bahan industri tekstil.

Lama kebuntingan domba terbilang singkat yaitu sekitar 150 hari atau 5 bulan. Dengan jumlah anak tiap kelahiran lebih dari 1, bisa diperoleh 4 anak domba dalam setahun. Pengaturan perkawinan yang baik akan sangat mendukung usasa budidaya domba. Untuk mencapai itu, manajemen pemeliharaan, kesehatan, prestasi induk dan manajemen pakan perlu diperhatikan.

Pakan domba berasal dari hijauan rumput dan daun-daunan. Pakan hijauan mengandung serat kasar yang cukup tinggi. Kebutuhan pakan hijauan oleh domba mencapai kurang lebih 90%. Karena itu, biaya pengadaan pakan cenderung kecil kecuali bila diberikan tambahan pakan konsentrat dengan jumlah yang tinggi.

Gambaran Umum Ternak Domba

Menurut Murtidjo (1992), domba adalah ternak ruminansia kecil yang pemeliharaan tidak sulit. Hal ini karena ukuran tubuh domba relatif kecil dan pertumbuhannya cepat. Ternak domba menghasilkan daging dan wol.

Domba termasuk dalam sub famili caprinae. Ternak domba yang dikembangkan sekarang merupakan hasil domestikasi dari domba liar. Nenek moyang ternak domba ada empat yaitu domba Urial (Ovis vignei, Ovis Orientalis) berasal dari Asia Tengah, domba Bighorn (Ovis Canadensis) berasal dari Asia Utara dan Amerika Utara dan domba Mouffon (Ovis musimon) berasal dari Eropa dan Asia Barat.

Domba ekor gemuk
(web.bptukdi.info)

Ternak domba telah banyak dikembangkan baik secara intensif maupun ekstensif. Selain ukuran tubuh dan pertumbuhannya yang cepat, domba juga memiliki beberapa kelebihan yang dipandang memberikan keuntungan tersendiri. Ciri utama yang menjadi keunggulan domba antara lain; perkembangbiakan cepat, jumlah anak dalam sekali beranak lebih dari satu, bisa beranak dua kali dalam setahun, kemampuan berkeliaran untuk merumput tidak terlalu jauh, pakan utamanya adalah rumput, fesesnya bisa menjadi pupuk bagi tanaman.

Pemeliharaan domba dimaksudkan untuk memperoleh daging sebagai sumber protein dan lemak hewani. Selain itu, susu domba termasuk minuman yang mengandung gizi tinggi. Bulu domba atau wol digunakan sebagai bahan industri tekstil.

Lama kebuntingan domba terbilang singkat yaitu sekitar 150 hari atau 5 bulan. Dengan jumlah anak tiap kelahiran lebih dari 1, bisa diperoleh 4 anak domba dalam setahun. Pengaturan perkawinan yang baik akan sangat mendukung usasa budidaya domba. Untuk mencapai itu, manajemen pemeliharaan, kesehatan, prestasi induk dan manajemen pakan perlu diperhatikan.

Pakan domba berasal dari hijauan rumput dan daun-daunan. Pakan hijauan mengandung serat kasar yang cukup tinggi. Kebutuhan pakan hijauan oleh domba mencapai kurang lebih 90%. Karena itu, biaya pengadaan pakan cenderung kecil kecuali bila diberikan tambahan pakan konsentrat dengan jumlah yang tinggi.

No comments