Ternak itik dikenal memiliki daya tahan tubuh terhadap penyakit yang lebih baik dibanding ternak ayam sehingga kerugian akibat serangan penyakit pada itik cenderung sedikit. Untuk menekan tingkat penularan penyakit, perlu dilakukan langkah pencegahan (pengendalian).
Berbagai cara pengendalian yang dapat dilakukan yaitu memperhatikan manajemen pemeliharaan, kesehatan, kebersihan kandang dan lingkungan peternakan maupun vaksinasi terhadap penyakit tertentu yang sulit diobati. Berikut dikemukakan beberapa penyakit utama yang biasa menyerang itik.
Itik terkena penyakit
(akbarjayafarm.blogspot.com)
(akbarjayafarm.blogspot.com)
a. Aflatoksikosis
Penyakit ini disebabkan oleh racun aflatoksin. Aflatoksin dihasilkan dari jamur Aspergillus flavus yang tumbuh subur di daerah tropis dengan kelembaban tinggi. Jamur ini dapat tumbuh pada bahan pakan seperti jagung, kedelai, kacang tanah dan biji-bijian lain. Itik yang keracunan karena aflatoksin menunjukkan gejala seperti anoreksia, tampak lesu, bulu terlihat kusut, keracunan pada tingkat yang tinggi bisa berakibat kelumpuhan dan mati.
Ternak itik yang mati akibat aflatoksin, akan menunjukkan kelainan pada fisiologis tubuh. Kelainan fisiologis yang ditemukan bila itik dibedah yaitu terjadi pendarahan dan ada ditemukan cairan dalam rongga perut, hati mengalami pembesaran hingga 5 kali, berwarna putih agak kuning dan mengeras.
b. Avian Influenza
Flu Burung atau Avian Influenza merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus AI sub-tipe H5N1 dan beberapa disebabkan virus Newcastle Disease (ND). Gejala yang dapat diamati pada itik yang terserang penyakit AI antara lain keluar air mata, bersin-bersin, keluar cairan dari hidung, pembengkakan mucus dan menyebabkan kotoran pada mata.
Penyakit AI disebabkan oleh virus sehingga dapat menular dari satu ternak ke ternak lain. oleh karena penyakit ini disebabkan oleh virus, belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkannya. Langkah untuk mengantisipasi atau mencegah infeksi penyakit ini adalah dengan vaksinasi. Vaksin AI sudah banyak tersedia di toko-toko hewan.
c. Duck Cholera
Penyebab penyakit ini adalah bakteri Pasteurella multocida. Poernomo (1980) melaporkan bahwa angka mortalitas atau tingkat kematian akibat infeksi penyakit ini mencapai 62 % pada peternakan itik intensif dari populasi 1400 ekor. Secara ekonomi sangat merugikan peternak.
Penyakit ini dapat menyerang anak itik berumur 4 minggu ke atas hingga itik yang sedang pada masa bertelur. Anak itik sangat rentan terhadap penyakit ini. Gejala yang ditunjukkan pada infeksi akut yaitu itik terlihat lesu, anoreksia, keluar cairan dari hidung dan mulut, dan akhirnya mati. Sedangkan untuk infeksi kronis ditandai dengan adanya gangguan pernapasan dan syaraf, radang persendian dan pembengkakan pada balung dan pial.
Itik yang terserang penyakit duck cholera harus segera dikarantina atau diisolasi dan terpisah dari itik lainnya untuk mencegah penularan. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian preparat sulfa dan antibiotik. Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan sanitasi dan manajemen yang baik.
d. Salmonellosis
Penyakit Salmonellosis atau berak kapur disebabkan oleh kuman Salmonella anatis dan beberapa tipe Salmonella. Penularan bakteri Salmonella terjadi melalui perantaraan lalat pada makanan atau minuman yang tercemar kuman tersebut.
Gejala-gejala yang dapat diamati pada itik yang terinfeksi yaitu tidak bersemangat, dehidrasi disertai diare, kehilangan keseimbangan, kepala gemetar dan terputar. Ciri spesifik yang muncul yaitu jika dilakukan bedah akan ditemukan pembengkakan pada caecum (usus buntu), terdapat mucosa (selaput) di sekitar rectum dan membengkak serta terdapat cairan keputih-putihan.
Pencegahan dapat dilakukan dengan mengupayakan itik selalu sehat dan kandang selalu kering dan bersih. Pengobatan pada itik yang terjangkit dapat dilakukan dengan pemberian Furazolidone. Itik yang telah sembuh biasanya pertumbuhannnya terhambat dan terdapat luka-luka pada ususnya. Kendati itik tersebut telah sembuh, itik tersebut tetap berpotensi menjadi karier (pembawa penyakit) ke itik lain melalui kotorannya, sehingga harus dipisahkan dari kelompok.
No comments