Halaman

    Social Items

Pakan kelinci berasal dari jenis hijauan dan konsentrat atau pakan pabrik. Pakan hijauan dapat berupa wortel, daun pepaya, daun talas, kangkung, rumput lapangan muda dan sebagainya. Pakan dari sayuran yang diberikan pada kelinci sebaiknya dilayukan dahulu. Pelayuan ini bertujuan meningkatkan serat kasar hijauan dan menghilangkan atau mengurangi zat racun atau getah yang terdapat pada hijauan.

Pemberian rumput muda pada kelinci
(kelinciindonesia.com)

Jenis umbi seperti singkong dapat juga diberikan sebagai pakan tambahan. Konsentrat diberikan sebagai pakan penguat. Konsentrat pada kelinci berbentuk pelet. Sebagai gambaran, pakan yang sebaiknya diberikan dahulu pada pagi hari adalah konsentrat. Konsentrat bagi kelinci bisa diramu sendiri menggunakan bahan-bahan seperti dedak padi, ampas tahu, bekatul, dan biji-bijian.

Sebagai acuan, jumlah pemberian konsentrat untuk tiap fase yaitu, 50 gram per ekor per hari untuk kelinci pada masa pertumbuhan. Jumlah 70 gram untuk induk bunting dan 160 gram untuk induk menyusui. Pakan konsentrat diberikan pagi hari, sedangkan sore hari bisa diberikan pakan hijauan. Dalam menyusun ransum kelinci, terlebih dahulu perlu diketahui kebutuhan nutrisi kelinci.

NRC (1977) dan Cheeke (1987) menjabarkan kebutuhan nutrisi kelinci sebagai berikut; kelinci muda umur setelah sapih sampai 6 bulan: Energi Metabolisme (EM) 2500 kkal/kg, Protein Kasar (PK 16 %, Serat Kasar (SK) 12-15 % dan Lemak minimal 2 %. Kelinci umur lebih dari 6 bulan atau dewasa: EM 2100 kkal/kg, PK 12 %, SK minimal 12 % dan Lemak minimal 2 %. Kelinci induk bunting: EM 2500 kkal/kg, PK 15 %, SK 10-12 % dan Lemak minimal 2 %. Kelinci induk menyusui: EM 2500 kkal/kg, PK 17 %, SK 10-12 % dan Lemak minimal 2 %.

Semakin tinggi kandungan nutrisi suatu ransum, maka jumlah yang dikonsumsi semakin sedikit. Sebaliknya bila kandungan nutrisi ransum rendah maka jumlah konsumsi akan tinggi. Ransum kelinci yang baik (kandungan nutrisi sesuai kebutuhan) sangat efisien bagi kelinci. Dalam usaha penggemukan kelinci untuk menghasilkan daging, angka konversi ransum mutlak diperhatikan. Tingginya angka konversi ransum berarti pakan yang dikonsumsi semakin banyak sedangkan bobot badan yang dihasilkan sedikit. Akibatnya biaya produksi meningkat.

Angka konversi ransum yang baik berada pada kisaran 2,80 – 4,00 (Ensminger dan Olentin, 1978). Pakan dengan kandungan lemak tinggi sangat positif terhadap angka konversi ransum. Makin tinggi lemak, makin rendah angka konversi ransum. Kelemahan kadar lemak yang terlalu tinggi dalam ransum yaitu ransum mudah rusak secara fisik. Kerusakan ditandai dengan bau tengik dan tumbuhnya jamur pada ransum.

Pakan Ternak Kelinci

Pakan kelinci berasal dari jenis hijauan dan konsentrat atau pakan pabrik. Pakan hijauan dapat berupa wortel, daun pepaya, daun talas, kangkung, rumput lapangan muda dan sebagainya. Pakan dari sayuran yang diberikan pada kelinci sebaiknya dilayukan dahulu. Pelayuan ini bertujuan meningkatkan serat kasar hijauan dan menghilangkan atau mengurangi zat racun atau getah yang terdapat pada hijauan.

Pemberian rumput muda pada kelinci
(kelinciindonesia.com)

Jenis umbi seperti singkong dapat juga diberikan sebagai pakan tambahan. Konsentrat diberikan sebagai pakan penguat. Konsentrat pada kelinci berbentuk pelet. Sebagai gambaran, pakan yang sebaiknya diberikan dahulu pada pagi hari adalah konsentrat. Konsentrat bagi kelinci bisa diramu sendiri menggunakan bahan-bahan seperti dedak padi, ampas tahu, bekatul, dan biji-bijian.

Sebagai acuan, jumlah pemberian konsentrat untuk tiap fase yaitu, 50 gram per ekor per hari untuk kelinci pada masa pertumbuhan. Jumlah 70 gram untuk induk bunting dan 160 gram untuk induk menyusui. Pakan konsentrat diberikan pagi hari, sedangkan sore hari bisa diberikan pakan hijauan. Dalam menyusun ransum kelinci, terlebih dahulu perlu diketahui kebutuhan nutrisi kelinci.

NRC (1977) dan Cheeke (1987) menjabarkan kebutuhan nutrisi kelinci sebagai berikut; kelinci muda umur setelah sapih sampai 6 bulan: Energi Metabolisme (EM) 2500 kkal/kg, Protein Kasar (PK 16 %, Serat Kasar (SK) 12-15 % dan Lemak minimal 2 %. Kelinci umur lebih dari 6 bulan atau dewasa: EM 2100 kkal/kg, PK 12 %, SK minimal 12 % dan Lemak minimal 2 %. Kelinci induk bunting: EM 2500 kkal/kg, PK 15 %, SK 10-12 % dan Lemak minimal 2 %. Kelinci induk menyusui: EM 2500 kkal/kg, PK 17 %, SK 10-12 % dan Lemak minimal 2 %.

Semakin tinggi kandungan nutrisi suatu ransum, maka jumlah yang dikonsumsi semakin sedikit. Sebaliknya bila kandungan nutrisi ransum rendah maka jumlah konsumsi akan tinggi. Ransum kelinci yang baik (kandungan nutrisi sesuai kebutuhan) sangat efisien bagi kelinci. Dalam usaha penggemukan kelinci untuk menghasilkan daging, angka konversi ransum mutlak diperhatikan. Tingginya angka konversi ransum berarti pakan yang dikonsumsi semakin banyak sedangkan bobot badan yang dihasilkan sedikit. Akibatnya biaya produksi meningkat.

Angka konversi ransum yang baik berada pada kisaran 2,80 – 4,00 (Ensminger dan Olentin, 1978). Pakan dengan kandungan lemak tinggi sangat positif terhadap angka konversi ransum. Makin tinggi lemak, makin rendah angka konversi ransum. Kelemahan kadar lemak yang terlalu tinggi dalam ransum yaitu ransum mudah rusak secara fisik. Kerusakan ditandai dengan bau tengik dan tumbuhnya jamur pada ransum.

No comments