Halaman

    Social Items

Ternak itik lokal atau itik asli Indonesia ada beberapa bangsa. Itik-itik ini diberi nama berdasarkan nama daerah. Bangsa-bangsa itik yang telah lama dikenal antara lain itik Mojosari, itik Tegal, itik Magelang, itik Bali, dan itik Alabio. Produktivitas itik lokal yang dipelihara secara tradisional sangat rendah. Produksi telurnya hanya mencapai 22,5 %. Padahal produksi telur itik lokal tercatat cukup tinggi.

Produktivitas bangsa-bangsa itik lokal bervariasi. Produksi telur itik lokal berkisar antara 140–300 butir/ekor/tahun. Rata-rata umur pertama kali bertelur untuk itik lokal adalah 166 hari. Efisiensi penggunaan pakannya (FCR) beragam, dari terendah 3,8 untuk itik Alabio Cross (Alabio x Tegal) dan tertinggi 6,7 untuk itik Tegal. Produksi telur per tahun juga bervariasi dari terendah itik Bali 178 butir/ekor/tahun dan tertinggi itik Alabio Cross dengan produksi 249 butir/ekor/tahun.

IB pada itik
(maluku.litbang.pertanian.go.id)

Lama penetasan telur dari itik petelur adalah 28 hari. Sedangkan penetasan telur itik pedaging membutuhkan waktu 32 hari. Daya tetas telur itik pedaging cukup rendah yakni 33,4 %. Sementara poroduktivitas bertelur induk itik pedaging hanya sekitar 60 %. Karena itu, harga DOD itik pedaging cenderung lebih mahal dari DOD itik petelur.

Penetasan telur itik secara alami bisa menggunakan induk ayam yang sedang mengeram, induk bebek dan atau itik. Jumlah telur yang diikutkan pada penetasan alami maksimal 10 butir. Penetasabn telur bisa juga menggunakan mesin tetas. Penetasan telur menggunakan mesin tetas bisa memaksimalkan efisiensi reproduksi itik.

Perkembangbiakan itik dilakukan dengan dua cara yaitu perkawinan alami dan perkawinan buatan. Perkawinan alami terjadi langsung antara itik jantan dan betina. Perkawinan buatan dilakukan melalui metode Inseminasi buatan (IB). Dalam hal ini, itik betina dikawinkan oleh peternak menggunakan semen itik jantan yang telah ditampung.

Keuntungan IB yaitu menghemat biaya pemeliharaan itik pejantan, memperbaiki potensi genetik itik, menghindari penularan penyakit. IB pada itik betina dilakukan setelah itik bertelur. Sekitar jam 6-7 pagi. Telur yang boleh diambil untuk ditetaskan yakni telur yang dihasilkan mulai hari ketiga penerapan IB.

Tahapan melakukan IB pada itik yaitu; ambil semen ± 1 ml, injeksikan ke dalam kloaka itik betina secara perlahan. Alat reproduksi itik betina berada di dalam kloaka sehingga perlu diperhatikan secara cermat. Sperma yang bisa bertahan hidup pada saluran reproduksi betina sampai 7 hari. akan tetapi, untuk memperoleh hasil maksimal, sebaiknya inseminasi berikut dilakukan setelah 4 hari.

Itik betina yang akan dilakukan IB sebaiknya yang sedang dalam masa bertelur. Produksi telur pertama pada itik betina terjadi pada umur 23 minggu atau 5-6 bulan. Itik akan terus memproduksi telur hingga umur 12 bulan. Setelah itu terjadi rontok bulu selama 2-3 bulan. Dengan manajemen pemeliharaan yang baik, itik akan terus menghasilkan telur hingga diafkir pada umur 18 bulan.

Manajemen Reproduksi Itik

Ternak itik lokal atau itik asli Indonesia ada beberapa bangsa. Itik-itik ini diberi nama berdasarkan nama daerah. Bangsa-bangsa itik yang telah lama dikenal antara lain itik Mojosari, itik Tegal, itik Magelang, itik Bali, dan itik Alabio. Produktivitas itik lokal yang dipelihara secara tradisional sangat rendah. Produksi telurnya hanya mencapai 22,5 %. Padahal produksi telur itik lokal tercatat cukup tinggi.

Produktivitas bangsa-bangsa itik lokal bervariasi. Produksi telur itik lokal berkisar antara 140–300 butir/ekor/tahun. Rata-rata umur pertama kali bertelur untuk itik lokal adalah 166 hari. Efisiensi penggunaan pakannya (FCR) beragam, dari terendah 3,8 untuk itik Alabio Cross (Alabio x Tegal) dan tertinggi 6,7 untuk itik Tegal. Produksi telur per tahun juga bervariasi dari terendah itik Bali 178 butir/ekor/tahun dan tertinggi itik Alabio Cross dengan produksi 249 butir/ekor/tahun.

IB pada itik
(maluku.litbang.pertanian.go.id)

Lama penetasan telur dari itik petelur adalah 28 hari. Sedangkan penetasan telur itik pedaging membutuhkan waktu 32 hari. Daya tetas telur itik pedaging cukup rendah yakni 33,4 %. Sementara poroduktivitas bertelur induk itik pedaging hanya sekitar 60 %. Karena itu, harga DOD itik pedaging cenderung lebih mahal dari DOD itik petelur.

Penetasan telur itik secara alami bisa menggunakan induk ayam yang sedang mengeram, induk bebek dan atau itik. Jumlah telur yang diikutkan pada penetasan alami maksimal 10 butir. Penetasabn telur bisa juga menggunakan mesin tetas. Penetasan telur menggunakan mesin tetas bisa memaksimalkan efisiensi reproduksi itik.

Perkembangbiakan itik dilakukan dengan dua cara yaitu perkawinan alami dan perkawinan buatan. Perkawinan alami terjadi langsung antara itik jantan dan betina. Perkawinan buatan dilakukan melalui metode Inseminasi buatan (IB). Dalam hal ini, itik betina dikawinkan oleh peternak menggunakan semen itik jantan yang telah ditampung.

Keuntungan IB yaitu menghemat biaya pemeliharaan itik pejantan, memperbaiki potensi genetik itik, menghindari penularan penyakit. IB pada itik betina dilakukan setelah itik bertelur. Sekitar jam 6-7 pagi. Telur yang boleh diambil untuk ditetaskan yakni telur yang dihasilkan mulai hari ketiga penerapan IB.

Tahapan melakukan IB pada itik yaitu; ambil semen ± 1 ml, injeksikan ke dalam kloaka itik betina secara perlahan. Alat reproduksi itik betina berada di dalam kloaka sehingga perlu diperhatikan secara cermat. Sperma yang bisa bertahan hidup pada saluran reproduksi betina sampai 7 hari. akan tetapi, untuk memperoleh hasil maksimal, sebaiknya inseminasi berikut dilakukan setelah 4 hari.

Itik betina yang akan dilakukan IB sebaiknya yang sedang dalam masa bertelur. Produksi telur pertama pada itik betina terjadi pada umur 23 minggu atau 5-6 bulan. Itik akan terus memproduksi telur hingga umur 12 bulan. Setelah itu terjadi rontok bulu selama 2-3 bulan. Dengan manajemen pemeliharaan yang baik, itik akan terus menghasilkan telur hingga diafkir pada umur 18 bulan.

No comments