Halaman

    Social Items

Sistem pemeliharaan kerbau secara ekstensif seringkali berujung pada satu persoalan penting yaitu overgrazing yang terjadi pada padang penggembalaan. Akibatnya adalah berkurangnya jumlah pakan dan kualitasnya rendah serta air bersih berkurang.

Hijauan pakan kerbau terdiri dari tanaman umur pendek dengan fase pertumbuhan vegetative yang pendek. Semakin sempit padang penggembalaan, kondisi hijauan dan ketersediaan air bersih pun semakin berkurang. Kurangnya pakan dan air minum menyebabkan penurunan produktivitas dan reproduktivitas kerbau. Akibat jangka panjang yaitu terjadi penurunan populasi secara signifikan.

Daun jarong (Stachytarpheta jamaicensis)
(belajar-di-rumah.blogspot.com)

Upaya yang bisa dilakukan guna memperbaiki manajemen pakan kerbau yaitu dengan menambah jumlah konsumsi pakan menjadi 2,5-2,7 % untuk betina dan 2,7-3,5 % untuk jantan. Persentase di atas adalah persentase bahan kering dari bobot badan ternak. Guna mencapai hal tersebut, penyesuaian agroekosistem perlu dilakukan untuk mendukung ketersediaan pakan lokal dengan modifikasi sistem kerja mikroorganisme rumen.

Pemanfaatan pakan hijauan pada kerbau lebih efektif daripada ternak sapi. Hal ini karena kebutuhan serat kasar pada kerbau sangat tinggi dengan kebutuhan konsentrat yang lebih rendah. Jumlah kebutuhan pakan bisa disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan kerbau.

Manajemen padang penggembalaan untuk memaksimalkan hijauan yaitu dengan menanam hijauan pakan dengan perakaran kuat, pertumbuhan cepat, termasuk dalam jenis hijauan rambat, tahan terhadap renggutan dan kemampuan berbiji dan bertunas tinggi. Selain itu, frekuensi penggembalaan perlu diatur. Penerapan penggembalaan bergilir cukup baik untuk diterapkan.

Persentase karkas kerbau sekitar 46,5 %. Persentase ini lebih rendah dari sapi Bali 55 % dan sapi PO 52,1%. Kendati demikian, bobot kerbau yang lebih besar dari sapi bisa menutupi jumlah karkas yang ada. Selain itu, persentase non karkas pada kerbau juga lebih besar dari ternak sapi.

Pakan kerbau yang berasal dari hijauan antara lain alang-alang (Imperata cylindrica), rumput pahit (Paspalum conjugatum), daun pisang (Musa spp.), kirinyuh (Eupatorium palescens), jampang munding (Eleusine indica), rumput jariji (Digitaria sanguinalis), kacapituheur (Mikania cordata), sengon (Albizia falcata), daun jarong (Stachytarpheta jamaicensis), boborongan (Hyptis brevipes), harendong (Melastoma spp.) dan sadagori (Sida acuta).


Manajemen Pakan Kerbau

Sistem pemeliharaan kerbau secara ekstensif seringkali berujung pada satu persoalan penting yaitu overgrazing yang terjadi pada padang penggembalaan. Akibatnya adalah berkurangnya jumlah pakan dan kualitasnya rendah serta air bersih berkurang.

Hijauan pakan kerbau terdiri dari tanaman umur pendek dengan fase pertumbuhan vegetative yang pendek. Semakin sempit padang penggembalaan, kondisi hijauan dan ketersediaan air bersih pun semakin berkurang. Kurangnya pakan dan air minum menyebabkan penurunan produktivitas dan reproduktivitas kerbau. Akibat jangka panjang yaitu terjadi penurunan populasi secara signifikan.

Daun jarong (Stachytarpheta jamaicensis)
(belajar-di-rumah.blogspot.com)

Upaya yang bisa dilakukan guna memperbaiki manajemen pakan kerbau yaitu dengan menambah jumlah konsumsi pakan menjadi 2,5-2,7 % untuk betina dan 2,7-3,5 % untuk jantan. Persentase di atas adalah persentase bahan kering dari bobot badan ternak. Guna mencapai hal tersebut, penyesuaian agroekosistem perlu dilakukan untuk mendukung ketersediaan pakan lokal dengan modifikasi sistem kerja mikroorganisme rumen.

Pemanfaatan pakan hijauan pada kerbau lebih efektif daripada ternak sapi. Hal ini karena kebutuhan serat kasar pada kerbau sangat tinggi dengan kebutuhan konsentrat yang lebih rendah. Jumlah kebutuhan pakan bisa disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan kerbau.

Manajemen padang penggembalaan untuk memaksimalkan hijauan yaitu dengan menanam hijauan pakan dengan perakaran kuat, pertumbuhan cepat, termasuk dalam jenis hijauan rambat, tahan terhadap renggutan dan kemampuan berbiji dan bertunas tinggi. Selain itu, frekuensi penggembalaan perlu diatur. Penerapan penggembalaan bergilir cukup baik untuk diterapkan.

Persentase karkas kerbau sekitar 46,5 %. Persentase ini lebih rendah dari sapi Bali 55 % dan sapi PO 52,1%. Kendati demikian, bobot kerbau yang lebih besar dari sapi bisa menutupi jumlah karkas yang ada. Selain itu, persentase non karkas pada kerbau juga lebih besar dari ternak sapi.

Pakan kerbau yang berasal dari hijauan antara lain alang-alang (Imperata cylindrica), rumput pahit (Paspalum conjugatum), daun pisang (Musa spp.), kirinyuh (Eupatorium palescens), jampang munding (Eleusine indica), rumput jariji (Digitaria sanguinalis), kacapituheur (Mikania cordata), sengon (Albizia falcata), daun jarong (Stachytarpheta jamaicensis), boborongan (Hyptis brevipes), harendong (Melastoma spp.) dan sadagori (Sida acuta).


No comments